Senin, 28 Mei 2018

Paham Radikal di Kampus Kita

Judul posting ini sama dengan headline Mingguan Tempo yg terbaru, edisi 28 Mei - 3 Juni 2018.

Kartun yg menjadi covernya bagus, sekaligus mengerikan, bagaimana kampus perguruan tinggi yang seharusnya mencetak sarjana harapan bangsa, malah mencetak bibit-bibit terorisme dan radikalisme. Bukannya berkontribusi membangun bangsa namun malah menggerogoti sendi-sendi bangsa, persatuan dan kerukunan.


Seharusnya pemerintah dan aparat keamanan bertindak tegas, dosen, guru besar atau pegawai negeri sipil yg bekerja di perguruan tinggi negeri yg menunjukkan simpati pada paham yg bertentangan dengan Pancasila, harus dipecat tanpa pandang bulu, itu -jika- pemerintah dan aparat keamanan masih peduli dengan negara ini.

Minggu, 20 Mei 2018

Rukun Menjelang Pilpres

Hanya orang bodoh yg mau mengorbankan kerukunan dan kedamaian antar sesama anak bangsa demi Pilpres.   Pilpres yg hanya sekali setahun memilih presiden yg belum tentu peduli dengan rakyat kecil.  Hendaknya sebagai rakyat kita cerdas, jangan sampai bangsa terpecah hanya gara-gara satu atau beberapa orang yg berhasrat ingin jadi presiden.



Mendukung capres tertentu boleh-boleh saja, tapi nalar dan etika tetap harus digunakan.  Jika capres jagoanmu ngawur atau melakukan kesalahan ya harus diakui salah, jika capres lawanmu melakukan hal yg benar dan baik ya tetap harus didukung, meskipun itu bukan calon jagoanmu.   Dengan demikian yg dipertarungkan adalah visi, ide, konsep dan gagasan, bukan soal-soal pribadi seperti agama, suku atau hal-hal berbau fitnah seperti isu PKI, asing & aseng.

Mbok yao jadi rakyat itu agak cerdas sedikit.